Minggu, 01 November 2015

BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN BUDI PEKERTI


Konsep pendidikan anak usia dini berwawasan lingkungan dan budi pekerti yang diterapkan KB TK Ar Rasyid dilakukan sesaui dengan kondisi lingkungan yang sangat erat yaitu terjadi dalam keseharian yang dapat diamati secara langsung oleh anak-anak sehingga anak didik langsung dapat mempelajari hakikat budi pekerti dan kepekaan sosial. Misalnya dalam tema Ramadhan anak-anak diminta untuk membawa beras untuk diserahkan kepada pihak yang kurang mampu di lingkungan sekolah seperti tukang becak, tukang sampah, tukang kebun, dan sebagainya. 


Harapannya anak didik dapat dengan peka mengamati kondisi lingkungan sekitarnya bahwa terdapat pihak yang masih kurang beruntung sehingga timbul rasa empati pada jiwa anak didik yang kemudian ditindaklanjuti dengan bersyukur, berinfaq, dan keinginan untuk menolong sesama. Hal demikian perlu ditanamkan kepada anak didik agar jiwa sosial dan rasa syukur selalu hadir dalam bersikap. 

Dalam melakukan "aksi sosial" tersebut diatas anak didik terlebih dahulu diberikan materi pelajaran dalam sentra-sentra yang salah satunya adalah sentra main peran. Pada sentra ini, anak didik diminta untuk mengambil peran masing-masing tokoh dan kemudian memainkan peran tersebut. Dalam memainkan peran, anak didik akan bersikap, berperilaku, bertutur kata, sehingga mereka secara langsung mersakan sudut pandang dan perasaan yang berbeda yang dirasakan sesungguhnya oleh orang lain. Disinilah anak didik merasa perlu bahwa sesungguhnya kehadiran dirinya dan peran serta orang lain serta lingkungan adalah interaksi sosial yang harus disikapi dengan arif dan bijak. Oleh karena itu, sikap, tindakan, tutur kata, dan pengambilan keputusan perlu dibimbing dengan baik sehingga tujuannya adalah akhlak yang mulia berbudi pekerti yang luhur serta menjadi bagian dari solusi dari permasalahan sosial yang terjadi saat ini.

Demikianlah, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita semua dengan sauri tauladan yang baik, baginda Nabi adalah sosok orang yang antara perkataan dan perbuatannya adalah sejalan. Beliau memerintahkan untuk membantu sesama maka Rasul memberikan contoh konkrit dalam kesehariannya. Atas dasar inilah maka, bagi anak-anak kita sebagai generasi penerus perlu tauladan yang baik yang pada gilirannya mereka akan tumbuh sebagai penerus yang memiliki akhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur 

Rabu, 10 September 2014

"HORE......SAYA MANDIRI"


Seringkali kita melihat orang dewasa melamar pekerjaan namun masih diantar oleh orang tuanya, sang anak kurang percaya diri tanpa kehadiran orang tuanya padahal sudah dewasa. Hal lain yang sering kita lihat adalah banyaknya remaja "galau", remaja yang mudah putus asa karena gagal dalam ujian atau permasalahan remaja lainnya. Ini adalah gambaran kehidupan disekitar kita yang menunjukkan bahwa kurangnya pendidikan kepada anak terutama tentang "kemandirian" yang dapat menunjang anak dalam memiliki "daya juang" sehingga sang anak tidak mudah putus asa atau sering "galau".

Pada kurikulum 2013 yang telah ditetapkan oleh Kemendiknas pada tiap proses pembelajarannya sangat dituntut anak untuk mandiri, mulai dari kemandirian sikap, analisis, kemauan menyelesaikan tugas semuanya bergantung kepada daya juang anak dan kreativitas yang dimiliki sang anak.

KB TK Ar Rasyid sadar bahwa "mandiri" pada anak adalah suatu yang mesti ditanamkan sejak dini. Proses mandiri pada anak dapat dimulai dari diri anak sendiri yaitu atribut-atribut yang melekat pada anak seperti sepatu, kaus kaki, baju, tas, dan sebagainya yang harus menjadi tanggung jawab sang anak baik cara memakai, menyimpan, dan menggunakan. 

Dalam proses ini perlu adanya dukungan dan kerja sama dari orang tua sehingga proses pembelajaran ini dapat menjadi karakter yang mendasar bahwa sang anak dapat melanjutkan perilaku mandiri di rumah dan lingkungan mereka. Misalnya orang tua dapat berpesan kepada anak saat mengantar ke sekolah "Nak, kali ini mama tinggal ya, disini bermain sama bunda, nanti siang mama jemput lagi".

Perlu ditekankan bahwa dengan adanya karakter "mandiri" pada anak dapat menimbulkan daya juang pada anak sehingga bermanfaat bagi dirinya dalam menghadapi permasalahan, menggapai cita-cita, dan tidak bergantung pada orang lain.

Semoga apa yang kami upayakan mendapata ridho Allah SWT, amin.

Sabtu, 23 Januari 2010

TK Ar Rasyid

Sebuah Pendidikan Untuk Anak Usia dini dengan konsep "G-Cell". Sebuah konsep baru yang mengembangkan 3 Metode, yaitu Moving Class (BCCT Model), Student Active Learning (Quantum Teaching), dan Character Building (AHA Model).

Bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak untuk dapat berkembang secara optimal, bahkan bermain merupakan gizi bagi untuk jiwa anak. Dengan demikian diperlukan pendekatan yang tepat agar anak dapat memperoleh pendidikan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhannya. Penyelenggaraan Pendidikan pada TK Ar RAsyid menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT).
Kegiatan bermain sambil belajar pada sentra-sentra (sentra persiapan, peran makro, mikro, balok, imtaq, seni, dan sentra bahan alam), dalam rangka mengembangkan seluruh potensi kecerdasanan anak. Setiap anak terlahir dengan potensi kecerdasan masing-masing. TK Ar Rasyid akan mengembangkannya dengan sentra sentra yang fokus untuk menumbuhkembangkan potensi kecerdasan anak. Pendekatan ini dikembangkan oleh Creative Pre School Florida Amerika Serikat dan mulai dikembangkan juga di Indonesia. Metode ini merupakan pengembangan dari metode Montessori, High Scope dan Reggio Emilio, yang menfokuskan kegiatan anak-anak di sentra-sentra, sudut-sudut, atau area-area untuk mengoptimalkan seluruh kecerdasan anak.

Anak dituntut aktif dan kreatif dalam kegiatan sentra-sentra dan pendidik berperan sebagai motivator dan fasilitator memberi pijakan-pijakan (scaffolding). Pemberian bimbingan merangsang anak-anak untuk aktiv dalam belajar yang dikemas dengan permainan dan simulasi yang menarik sehingga anak-anak yang mendekati sumber-sumber ilmu (Student Active Learning) yang didorong dengan keingintahuan anak-anak atas sesuatu hal.


Al-qur'an dan Hadist menjadi dasar dalam mendidik anak-anak. Setelah anak-anak dikenalkan dengan nilai-nilai dan maksud dari kandungan Al-qur'an dan hadist maka itu diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, diulang-ulang dengan pembiasaan yang akan menjadi pembentukan karakter (character building) bagi anak-anak.


 
Copyright 2009 TK Ar-Rasyid. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates | Blogger Styles
Wordpress by Wpthemesfree